Monday, May 18, 2015

Bersiap Menghadapi Kehilangan

        Alkisah, ada seorang laki-laki berjalan dengan rasa putus asa. Sudah lama ia menjadi pengangguran. Kondisi keuangan keluarganya berantakan. Sementara itu, semua tetangganya sibuk memenuhi rumah mereka dengan barang-barang mewah, sedangkan ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.
Anak-anaknya sudah lama tidak di belikan pakaian baru, istrinya juga sering mengeluh karena tidak dapat membeli perlengkapan rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia pun tidak yakin jika perjalanannya kali ini akan membawa keberuntungan, yakni memperoleh sebuah pekerjaan. Saat laki-laki itu menyusuri jalanan sepi, kakinya tersandung sesuatu. Karena penasaran, ia membungkuk dan mengambil sesuatu yang membuatnya tersandung. 

"Ah, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok," ujarnya dalam hati.

Meskipun begitu, ia tetap memungut koin itu dan membawanya ke sebuah bank.

"Sebaiknya koin ini Bapak bawa ke kolektor uang konu," ujar seorang teller bank.

Lelaki itupun mengikuti anjuran teller tersebut, yakni membawa koinnya ke kolektor. beruntung sekali si kolektor menghargai koin tersebut senilai 300.000 rupiah.

           Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan sesuatu yang akan dilakukan dengan rezeki nomplok tersebut. Ketika melewati sebuah toko perkakas, ia melihat beberapa potong kayu yang sedang di obral. ia memutuskan membeli kayu tersebut guna membuat beberapa rak, karena istrinya pernah berkata bahwa mereka tidak punya tempat untuk menyimpan piring dan alat-alat dapur lainnya.
Setelah dibeli dengan harga 300 ribu, ia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Ditengah perjalanan, ia melewati bengkel mebel. mata si pengrajin sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki tersebut. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal dan kebetulan sang pengrajin sedang menangani pesan yang banyak. Maka tanpa basa-basi pengrajin tersebut menawarkan uang sejumlah 1.000.000 rupiah kepada lelaki tersebut. Terlihat keraguan dimata lelaki tersebut, tetapi pengrajin tersebut meyakinkannya dengan memberi tawaran lain yaitu sebuah lemari yang sudah jadi. Lelaki tersebut akhirnya menukarkan kayunya dengan sebuah lemari, yang mana lemari tersebut merupakan barang yang diidamkan oleh istrinya. Lelaki tersebut membawa lemari dengan meminjam gerobak si pengrajin.

                Dalam perjalanan pulang, ia melewati sebuah perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melihat lelaki yang mendorong gerobak membawa lemari yang indah. Wanita tersebut terpikat dengan lemari tersebut dan menawar dengan harga 2.000.000. namun, lelaki itu masih ragu. Si wanita menaikkan harganya menjadi 2.500.000 rupiah. Lelaki itu pun setuju. Kemudian ia pergi mengembalikan gerobaknya ke pengrajin dan kemudian pulang.
Di pintu desa ia berhenti sejenak, dan memastikan uang yang diperolehnya. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 2.5 juta tersebut. Saat itu muncul seorang lelaki yang berniat untuk merampok lelaki itu. dengan menggunakan sebuah belati ia menodong dan merampas uang lelaki tersebut dan kabur.

Istrinya yang sudah menunggunya dirumah cemas dan memutuskan mencari lelaki itu. Kebetulan istri si lelaki melihat kejadian tersebut dan berlari mendekati suami seraya berkata :

"apa yang terjadi? kamu baik-baik saja kan? apa yang diambil oleh perampok tadi" 

lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata :

"oh, bukan apa-apa. hanya sebuah koin yang kutemukan tadi pagi." 


Pesan Inspiratif :

Ada beragam cara dalam menyikapi kehilangan. Semoga kita orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa kesuksesan hanyalah titipan tuhan. Seorang bijak berkata bahwa manusia tidak memiliki apapun kecuali pengalaman hidup. Bila kita sadar bahwa kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan saat kehilangan sesuatu menimpa kita.

No comments:

Post a Comment

terima kasih, hal itu sangat membantu